Dyan Evita Santi Resmi Menyandang Gelar Doktor Psikologi
Sumber Foto: Dok.Humas Untag Sby |
Dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya-Dr. Dyan Evita Santi, S.Psi., M.Si., secara resmi menyandang gelar Doktor Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Senin, (15/7) disertasi bertajuk “Model Kausal Prasangka Etnis pada Anak di Indonesia“ diuji dalam Ujian Terbuka mengantarkan Dyan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan. Dalam disertasinya, Dyan meneliti tentang model kausal prasangka etnis pada anak-anak.
Dia mengungkapkan latar belakang disertasinya berawal dari keragaman atau multikulturalisme yang ada di Indonesia. “Permasalahan dalam kehidupan multikultural yang hingga kini masih ada adalah prasangka yang dapat menciptakan jarak sosial antara kedua kelompok. Beberapa kajian psikologi juga telah banyak mengungkap bahwa adanya perbedaan latar belakang suku, etnis, agama, keyakinan politik dan status sosial ekonomi dapat memicu timbulnya prasangka. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak usia 4 atau 5 tahun sudah memiliki bahkan mampu mengekspresikan prasangka etnis mereka,” papar Dyan di hadapan penguji.
Secara spesifik, dalam penelitian ini wanita kelahiran Surabaya ini memusatkan perhatian pada penilaian etnis asli terhadap etnis pendatang, “Fokus penelitian ini adalah tentang penilaian anak-anak dari etnis asli Indonesia yang ada di Jogjakarta, Medan dan Bangkalan terhadap etnis Tionghoa yang dipandang sebagai etnis pendatang. Etnis Tionghoa ini dianggap sebagai etnis pendatang karena asal usul leluhur mereka berasal dari Tiongkok,” terangnya. Dyan menuturkan, pemilihan daerah penelitian didasarkan adanya hasil penelitian yang menunjukkan tingginya tingkat asimilasi etnis Tionghoa dengan penduduk lokal meskipun ada juga daerah dimana etnis Tionghoa masih sangat kental dalam memegang tradisi leluhurnya. “Oleh karena itu hubungan antaretnis di daerah-daerah tersebut diasumsikan memiliki pola-pola yang berbeda dibanding daerah lain,” katanya.
Wanita yang aktif dalam Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Psikologi Sosial ini memaparkan hasil penelitiannya, “Penelitian ini membuktikan bahwa prasangka anak-anak dapat berkembang melalui variabel-veriabel sosialisasi etnis orang tua, iklim sekolah, kontak antarkelompok, identitas etnis dan harga diri. Selain itu terdapat pengaruh yang searah sosialisasi etnis dari orang tua terhadap prasangka etnis anak. Meski demikian, ditemukan bahwa sosialisasi etnis yang dilakukan oleh teman sebaya tidak memberi dampak terhadap perkembangan prasangka etnis pada anak. Adapun pada konteks sekolah, menunjukkan bukti bahwa makin positif iklim sekolah yang dirasakan anak, justru makin meningkatkan sikap-sikap berprasangkanya.”
Lebih lanjut dijelaskan oleh Dyan, “Makin kuat identitas etnis seorang anak, justru makin tinggi prasangka yang dimilikinya. Kontribusi harga diri terhadap perkembangan prasangka juga terbukti dalam penelitian ini bahkan menjadi prediktor terbesar dalam pembentukan prasangka. Tidak ada pengaruh favoritisme pada ingroup terhadap prasangka etnis pada anak.” Dia menambahkan, “Hasil lain dari penelitian ini menyimpulkan temuan yang berbeda dengan teori-teori yang sudah mapan sebelumnya. Dalam hal ini terkait dengan pengaruh kontak antarkelompok terhadap prasangka etnis pada anak. Selama ini diyakini bahwa makin tinggi kontak antarkelompok, maka dapat menurunkan prasangka etnis.”
Dyan mengatakan bahwa hasil penelitiannya tersebut dapat membawa implikasi secara teoritis terhadap konsep-konsep prasangka etnis anak yang sudah ada selama ini. Menurutnya orang tua, sekolah dan pemerintah berperan dalam mendorong terciptanya sikap-sikap antarkelompok yang positif dalam diri setiap anak. Dia berharap, “Semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan intervensi-intervensi guna mengeliminir perkembangan prasangka etnis pada masa kanak-kanak. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi dasar dalam pembuatan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan hubungan antarkelompok mengingat Indonesia adalah negara yang multikultural.” (um/aep)
www.untag-sby.ac.id |
Komentar
Posting Komentar